Siapa
Kita? Kita hanyalah seonggok daging dan tulang yang terbungkus oleh kulit. Kita
adalah organisme utuh yang disempurnakan melalui proses evolusi alamiah. Kita
mengambil bagian dalam simbiosis mutualisme yang awalnya dimangsa menjadi
pemangsa. Kita menciptakan simbol dan penanda bagi manusia yang disebut
peradaban. Kita ada atas ketidaktahuan yang senantiasa mengejar pengetahuan.
Kepastian bagi Kita semua ialah ketidakpastian. Keharusan bagi Kita semua ialah
ketidakharusan. Masing-masing diantara Kita menanggung konsekuensi etis dan
konsekuensi logis. Masing-masing diantara Kita mengejar nilai tanpa arti.
Perhatikan
tanda tanya itu. Siapa Kita? Pertanyaan atas jawaban yang sama sekali tidak
patut dipertanyakan dan jawaban atas pertanyaan yang sama sekali tidak patut
dijawab. Perhatikan tanda tanya itu. Kita sama sekali tidak mengetahui apa-apa.
Andai
saja manusia tidak menciptakan tuhan dan agamanya. Manusia tidak mengkhayalkan
surga di atas langit dan neraka di bawah bumi. Manusia tidak memiliki ambisi
kekuasaan. Andai saja manusia tidak mewujudkan negara. Mungkin masing- masing
diantara Kita hanya mengenal kata cinta dan perdamaian yang merupakan delusi.
Namun kenyataannya cinta dan perdamaian yang merupakan delusi hanya bisa dibeli
dengan peperangan dan nyawa sebagai taruhannya.
Kita
bukanlah perkara yang mudah. Kita pendulum kehidupan atas kematian, begitu pula
sebaliknya. Saksi atas kehancuran peradaban yang selama ini Kita bangun.
Menjadi alat kaki tangan atas ketamakan pengetahuan. Kita pertahanan yang baik
ketika menyerang. Kita melihat kekurangan sebagai kelebihan. Kita aib sejarah
karangan pemenang. Kita purna masa lalu yang menjadi masalah masa depan. Kita
pertentangan antara mazhab. Kita merajut jaring sebagai perangkap. Kita saling
menaklukkan hingga ada yang bertekuk lutut. Kita puasa malu sekalipun pilu
pekik rasanya.
Kita
menjadi marjin yang membedakan kiri dan kanan. Kita suatu waktu berubah karena
kepentingan. Kita lupa atas kealpaan yang membenarkan kejahatan. Kita utopia
yang mengidamkan surga. Kita kebebasan yang merenggut kebebasan milik lainnya.
Kita benar ketika yang lain salah. Kita ruang di tempat yang sama. Kita waktu
yang tak bisa diulang. Kita keberhasilan atas kegagalan. Kita kegagalan atas
keberhasilan. Kita rela menginjak orang lain sebagai anak tangga. Kita bahagia
atas derita yang kerap tak diwartakan. Kita sering kali mengilmiahkan sesuatu
yang sama sekali tidak ilmiah.
“Ini
bukan tentang Aku, Kamu, Dia, dan Mereka. Semua ini tentang Kita yang tidak
pernah dewasa, ya, Kita semua!” tuduhku untuk Kita semua.
(*pen.)
Catatan:
1. Siapa Kita?
2. Perhatikan
tanda tanya itu.
3. Andai saja
manusia tidak menciptakan tuhan dan agamanya.
4. Kita bukanlah
perkara yang mudah.
5. Kita menjadi
marjin yang membedakan kiri dan kanan.
-nama penulis tidak jelas (seperti keberpihakanmu!!!)